Cari Blog Ini

Senin, 12 November 2012

CTL

MAKALAH
Strategi Pembelajaran Konstekstual
( Contextual Teaching and Learning )

Mata kuliah
Model dan Strategi Pembelajaran













Dosen Pembimbing :
Mamik Rosita, M.PdI

Disusun Oleh Klompok 1:
Abdul Qodim
Ali  Makhrus el-medioeniy
Dani Musthofa
Dian Siswanto
Eni Adi Nugroho
Muttaqin Adi Wijaya
Zainuri

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL URWATUL WUTSQO
BULUREJO DIWEK JOMBANG
Tahun 2011
A.  Pendahuluan
            Dalam sebuah proses pembelajaran, sampainya materi dan tercapainya tujuan kepada peserta didik merupakan landasan dan dasar untuk menumbuhkan kreatifitas pengajar dalam mengelola bahan ajar dan beserta perangkat-perangkatnya. Dalam hal ini seorang pengajar di beri kebebasan dalam menentukan cara dan strategi agar terealisasinya tujuan pembelajran.Kaitanya akan kebebasan guru dalam membuat strategi pembejaran, ada beberapa macam istilah dan macam strategi yang bisa di praktekkan dan di aplikasikan seorang guru terhadap peserta didiknya. Melihat realitas dan problematiaka pesrta didik yang demikian kompleks,maka seorang guru (baca:pengajar) harus pandai-pandai, cerdik, cerdas dan empirisif terhadap kenyatan siswa (baca:peserta didik) yang berbeda dengan siswa-siwa jaman dulu. Untuk sekarang,guru di tuntut untuk lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dan pengajaran kapada siswa.
            Dalam pembelajaran, banyak sekali macam-macam bentuk strategi yang ditawarkan para ahli didik demi sukses dan tercapainya tujuan pembelajaran. Dan salah satunya adalah CTL (contextual teaching and learning) atau dalam bahasa Belandanya Realisthic Mathemathic Education ( RME ). Akhir-akhir ini model pembelajaran kontekstual teaching and learning (untuk selanjutnya  nanti kami singkat CTL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang.  Berbeda dengan strategi dan model pembelajaran sebelumnya, CTL merupakan proses pembelajaran yang secara penuh melibatkan para siswa dalam proses belajar. Siswa didorong berkreatifitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topic yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan CTL bukan hanya mendengar dan mencatat  tetapi adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui hal tersebut diharapkan perkembanangan siswa terjadi secara utuh, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
            Dan menurut kami (pemakalah), CTL merupakan suatu keharusan bila mana ingin menciptakan suatu output (intake) yang benar-benar mengerti akan manfaat dari pada materi pelajaran yang di sampaikan, beserta pentingnya memahai realitas dan kenyataan social yang berada dalam pandangan peserta didik dalam kehidupanya sehari-hari. Dan ini menjadi mungkin biLa CTL ini di terapkan dengan benar-benar sesuai menurut petunjuk yang telah di paparkan para pakar,beserta kelihaian (credible) guru menerapkan strategi CTL ini.
            Berikut ini kami akan paparkan apa,bagaiman,dan seperti apa CTL itu?.dan pertanyaan-pertanyaan yang  lain yang tersirat dalam pemikiran temen-temen mahasiswa,dan semoga akan terjawabkan dalam makalah yang singkat ini.dengan rumusan masalah sebagai berikut :
RUMUSAN MASALAH :
a)    Apa pengertian CTL?
b)   Apa landasan dasar menggunakan CTL dari sudut pandang filosfis dan psikologis?
c)    Apa asas-asas CTL?
d)    Bagaimana ciri dan karakteristik CTL?
e)     Seperti apa peranan seorang guru dalam CTL?
f)     Seperti apa pendekatan CTL?

TUJUAN
ü       Memenuhi tugas kemahasiswaan dalam perkuliahan yang di berikan Dosen
ü       Mengenalkan kepada mahasiswa  tentang CTL
ü       Memperkaya khazanah pengetahuan dunia pendidikan untuk pribadi dan mahasiswa secara umum
MANFAAT
Ø      Mengerti  CTL dengan sebenarnya
Ø      Memmudahkan mahasiswa dalam menggunakan CTL
Ø      Menambah wawasan mahasiswa tentang CTL
































B.   Pembahasan

*    PENGERTIAN CTL
                  Dalam kaitanya dengan CTL ini, akan kami coba uraikan pemikiran dari beberapa tokoh yang       kompeten (pakar) tentang CTL, Sehingga kita nanti bisa dengan mudah memahami dan     mengerti, bagaimana harusnya teori ini diterapkan,agar supaya pembelajran aktif dan efesien       terwujudkan.Berikut   ini beberapa pendapat dan pemikiran pakar pendidikan [1]yang kami maksud ;
a.       Menurut Johnson (2002) mengartikan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu konteks kehidupan pribadinya, sosial, dan budayanya.
b.      Menurut The Washington state consortium for contextual teaching and learning (2001), mengartikan pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan diluar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata.
c.       Menurut Center on Education and work at the university of Wisconsin Madison (2002), Pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.
     
                  Jadi bisa kami simpulkan, bahwasanya CTL merupakn sebuah kegiatan pembelajran       yang berusaha menarik siswa,mengajak dan mendorong siswanya untuk lebih mampu        menyerap pelajaran dan menerapkan dalam dunia praksis (individu, budaya,masyrakat social)      dan linkungan di sekelilingya dan didorong untuk segera membumikan ilmunya yang didapat     melalui sekolah. Agar agar cepat kentara akibat dan manfaat aktifitas siswa dalam mengikuti          prose pemblajaran.

*    Landasan dasar menggunakan CTL
            Dalam CTL ada asumsi yang melatarbelakangi munculnya strategi ini, yang memacu untuk diterapkan dan diimplementasian dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.Yang urainya sebagai berikut ;[2]
a.      Dasar Filosofis,
            CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktifisme oleh Mark Baldwin dan dikembangkan oleh Jean Pieget. Aliran Filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistimologi Giambatisme Vico Vico mengungkapkan bahwa  Tuhan adalah pencipta alam semesta sedangkan manusia adalah tuan dari ciptaannya. Mengetahui menurut Pico berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu  artinya seorang dikatakan mengetahu jika dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu tersebut. Selanjutnya dalam pandangan filsafat kontruktivisme tentang hakekat pengetahuan mempengaruhi konsep tentang proses belajar bahwa belajar bukan sekedar menghafal, tetapi konsep mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman.
            Dalam pandangan piaget bahwa sejak kecil manusia sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk karena pengalaman. Proses penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilisasi dan akomodasi. Asimiliasi adalah proses penyempurnaan skema, dan akomodasi adalah proses mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk skema baru.
b.      Dasar Psikologi
            Dipandang dari sudut psikologi CTL berpijak pada psikologi kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungannya. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respons tapi sebuah proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motifasi, kemampuan dan pengalaman.

Dari kedua latar belakang diatas maka ada beberapa hal yang harus dipahami belajar dalam kontek CTL :[3]
1.      Belajar bukanlah menghafal tapi proses kontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.
2.      Belajar bukanlah mengumpulkan fakta yang lepas-lepas tapi pengorganisasian dari semua yang telah dialami.
3.      Belajar adalah proses pemecahan masalah sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh baik mental, emosional dan intelktual.
4.      Belajar adalah proses pengalaman diri secara bertahap dari yang sederhana sampai yang paling komplek
5.      Belajar pada hakekatnya ada;ah menangkap pengetahuan dari kenyataan disekitar kita.

*    Asas-asas CTL
      CTL sebagai sebuah model pembelajaran memiliki 7 asas yang akan melandasi proses pebelajaran dengan mengunakan CTL. Asas-asas tersebut adalah :[4]
a.       Konstruktivisme
Adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendoorong siswa untuk bisa mengontruksi pengetahuannya melaui proses pengamatan dan pengalaman.
b.      Inkuiri
Adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri melalui beberapa langkah: merumuskanmasalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji hipotesa dengan datadan membuat kesimpulan.
c.       Bertanya (Questioning)
Belajar pada hekekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya sebagai refleksi keingintahuan dan menjawab pertanyaan merefleksikan seseorang dalam berfikir.
d.      Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar dalam konsep pembelajaran CTL menyarankan agar pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain baik kerjasama secara formal maupun informal dalam lingkungan pergaulan.
e.       Pemodelan (modeling)
Adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu yang dapat dicontoh atau ditiru oleh setiap siswa. Model yang utama adalah guru namun bisa juga siswa yang berprestasi dapat dijadikan model.
f.       Refleksi
Adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengurutkan kembali  kejadian-kejadian atau peristiwa belajar yang telah dilaluinya.
g.      Penilaian nyata
Adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Penilaian tidak hanya perkembangan intelektualnya saja tapi perkembangan seluruh aspek.

*    Ciri dan karakteristik CTL
Ciri-ciri pembelajaran kontekstual [5]
a.       Adanya kerjasama dengan semua pihak
b.      Menekankan pentingnya pemecahan masalah
c.       Bermuara pada keberagaman koteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
d.      Menyenangkan tidak membosankan
e.       Pembelajaran terintegrasi
f.       Menggunakan berbagai sumber  belajar
g.      Dinding dan lorong sekolah penuh dengan hasil kreatifitas siswa
h.      Laporan kepada orang tua bukan hanya nilai tapi juga hasil karya siswa, hasil pratikum, krangan dsb.

Menurut Johnson (2002) ada delapan karakter  utama dalam pembelajaran kontekstual [6], yaitu :
a.       Melakukan hubungan bermakna (making meaning connection) antara sekolah dan kehidupan nyata.Sehingga siswa memahami dan menyadari bahwa belajar penting untuk dia khususnya dan masyarakat umumnya baik masa sekarang dan masa depan.
b.      Pembelajaran mandiri (self regulation learning )artinya siswa dapat mengatur dirinya sendiri sebagai orang yang belajat aktif dalam mengembangkan minat secara individual.
c.       Melakukan kegiatan yang signifikan (doing signifikan work)
d.      Bekerjasama (colaboration)
e.       Berfikir kritis dan kreatif ( critical and creatif thingking )
f.       Mengasuh dan memelihara pribadi siswa
g.      Mencapai standar dengan tinggi (reaching high standart)
h.      Menggunakan penilaian yang autentik (use authentic assessment)

*    Peran Guru dalam medel CTL
      Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru manakalah mengunakan method pendekatan CTL.[7]
a.       Siswa dalampembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar siswa dipengaruhi pada perkembangan dan pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa.
b.      Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Kegemaran anak untuk mencoba yang baru sedang guru membimbing dan memfasilitsi pemecahan masalah yang dihadapi anak.
c.       Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan anatar hal-hal yang baru dengan yang sudah diketahuinya. Dengan demikian guru membantu agar siswa menemukan keterkaitan tersebut.
d.      Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi), tugas guru adalah memfasilitasi agar anak mampu melakakan proses asimilasi dan akomodasi .

*    Pendekatan CTL
            Untuk mempermudah guru dalm mengaplikasikan CTL,maka perlu kiranya ada pendekatan yang bisa membantu dan mempermudah guru untuk mewujudkan suksesnya CTL.Dengan demikian,memberikan implikasi kongkrit terhadap aktivitas pembelajarn kepada peserta didik.Berikut beberapa pendekatan oleh Saliman,MP.d [8] ;
o       Problem-Based learning
o       Authentic instruction
o       Inquiri-Based learning
o       Project-Based learning
o       Work-Based learning
o       Service learnin
o       Cooperative larning

C.  Penutup
            Demikian pemaparan makalah kami tentang model pembelajaran kontekstual (CTL). Secara garis besar dapat kami simpulkandalam beberapa hal :
A.    Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu konteks kehidupan pribadinya, sosial, dan budayanya.
B.     Landasan dasar menggunakan model CTL
1.      Dasar Filosofis,
2.      Dasar Psikologi
C.     Asas-asas model CTL
1.      Konstruktivisme
2.      Inkuiri
3.      Bertanya (Questioning)
4.      Masyarakat belajar (Learning Community)
5.      Pemodelan (modeling)
6.      Refleksi
7.      Penilaian nyata
8.      Ciri dan karakteristik CTL
D.    Ciri-ciri pembelajaran kontekstual
1.      Adanya kerjasama dengan semua pihak
2.      Menekankan pentingnya pemecahan masalah
3.      Bermuara pada keberagaman koteks kehidupan siswayang berbeda-beda
4.      Menyenangkan tidak membosankan
5.      Pembelajaran terintegrasi
6.      Menggunakan berbagai sumber  belajar
7.      Dinding dan lorong sekolah penuh dengan hasil kreatifitas siswa
8.      Laporan kepada orang tua bukan hanya nilai tapi juga hasil karya siswa, hasil pratikum, krangan dsb.


E.     Peran Guru dalam medel CTL
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru manakalah mengunakan method pendekatan CTL.
1.      Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
2.      Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan..
3.      Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan
4.      Belajar bagi anak adalah proses asimilasi dan akomodasi

F.      Pendekatan CTL
1.      Problem-Based learning
2.      Authentic instruction
3.      Inquiri-Based learning
4.      Project-Based learning
5.      Work-Based learning
6.      Service learnin
7.      Cooperative larning








D.    Daftar Pustaka
Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP.
            Jakarta: Rajawali Pers
Mulyasa, 2008. Menjadi Guru Profesional, menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan,             Bandung : Rosda Karya
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
             Jakarta : Prenada Media Group
www.slideshare.net















Garis-garis besar makalah
Strategi Pembelajaran Konstekstual
( Contextual Teaching and Learning )
A.     Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu konteks kehidupan pribadinya, sosial, dan budayanya.

B.     Landasan dasar menggunakan model CTL
1.      Dasar Filosofis,
2.      Dasar Psikologi

C.     Asas-asas model CTL
1.      Konstruktivisme
2.      Inkuiri
3.      Bertanya (Questioning)
4.      Masyarakat belajar (Learning Community)
5.      Pemodelan (modeling)
6.      Refleksi
7.      Penilaian nyata

D.     Ciri-ciri pembelajaran kontekstual
1.      Adanya kerjasama dengan semua pihak
2.      Menekankan pentingnya pemecahan masalah
3.      Bermuara pada keberagaman koteks kehidupan siswayang berbeda-beda
4.      Menyenangkan tidak membosankan
5.      Pembelajaran terintegrasi
6.      Menggunakan berbagai sumber  belajar
7.      Dinding dan lorong sekolah penuh dengan hasil kreatifitas siswa
8.      Laporan kepada orang tua bukan hanya nilai tapi juga hasil karya siswa, hasil pratikum, krangan dsb.

E.      Peran Guru dalam medel CTL
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru manakalah mengunakan method pendekatan CTL.
1.      Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
2.      Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan..
3.      Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan
4.      Belajar bagi anak adalah proses asimilasi dan akomodasi
F.      Pendekatan CTL
1.      Problem-Based learning
2.      Authentic instruction
3.      Inquiri-Based learning
4.      Project-Based learning
5.      Work-Based learning
6.      Service learning
7.      Cooperative learning


[1] Lihat, Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP. Jakarta: Rajawali Pers,hal.295.
[2] Lihat, Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group, hal.256.
[3] Ibid, Sanjaya, Wina,hal.260.
[4] Lihat, www.slideshare.net
[5]Op.cit, Kunandar, hal. 259.
[6] Ibid, kunandar, hal. 296, lihat juga di www.slideshare.net,
[7]Lihat, Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group,hal.263. Menurut Saliman, Dosen UnY, perlu kiranya di tambah lagi , 1. Nurturing individual (pendewasaan individu) dan istilah karakter menurut beliau di anggap sebagai komponen, jelasnya lihat, www.slideshare.net
[8] Lihat, www.slideshare.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar